Senin, 21 Maret 2011

Nicolas Cage dan Hantu Pocong

Minggu malam lalu, Saya dan suami mempunyai kesempatan menonton film Drive With Angry. Setelah menonton film tersebut suami berkomentar sinis.


"Itulah bedanya film kita dengan film luar. Ketika orang yang sudah mati melakukan balas dendam bisa tampil bak coboy, keren dan masih bisa mengendarai mobil-mobil koleksi yang masih mengkilap. Coba kalau film kita, jika orang yang sudah mati melakukan balas dendam pasti pocong pocong yang bermunculan." Saya tersenyum mendengarnya.

Sebelumnya Saya minta maaf jika ulasan Saya ini salah, karena saya bukanlah pengulas firm sekaliber Mayong Suryo Laksono. Dan saya tidak bermaksud menjadi pengulas film. Tulisan ini mungkin hanya ungkapan keprihatinan dari wanita, ibu, yang kebetulan lahir dan mencintai bumi Indonesia ini. That’s all.

Kebetulan, paginya harian Kompas, Minggu, 13 Maret 2011 pada kolom tren/hiburan terdapat ulasan film yang berjudul: Hantu Plus Sensasi Tubuh. Lalu ada lima gambar banner yang berisi film yang diputar. Kebetulan hanya satu yang tidak berjudul hantu. Empat lainnya, Kalung Jelangkung, Pocong Ngesot, Arwah Goyang Karawang JUPE-DEPE, Peluk Hantu……(judul terpotong karena berbatasan dengan pinggiran Koran).

Film horror Indonesia tengah ramai diputar di bioskop. Sensasi tubuh masih menjadi suguhan utama, selain tentunya adegan yang dimaksud untuk membuat penonton “takut”, tulis Kompas dalam leadnya.

Curhat Penakut

Saya kebetulan seorang penakut, daripada Saya kemana-mana malam hari selalu merepotkan, karena membutuhkan pengantar, maka Saya menghindari menonton film dengan judul yang “menyeramkan”. Jika Minggu malam yang lalu film Nicolas Cage tersebut berjudul: Nicolas Cage Membalas Dendam Dari Dalam Kubur. Mungkin saya akan mengantisipasi dengan tidak nontonnya.

Untunglah film tersebut berjudul Drive with Angry. Meskipun beberapa adegannya aneh dan mengumbar darah (menutup mata he..he..), saya masih bisa menikmatinya. Mendapatkan hiburan. Apalagi setelah di tengah cerita saya tahu bahwa Nicolas Cage sang aktor utama, digambarkan sudah meninggal.

Namun karena kecintaan kepada anaknya yang terbunuh dia meninggalkan neraka dan membalas dendam. Sang Penjaga Neraka? Atau Sang Pencabut Nyawa? Digambarkan berstelan sangat rapi, berdasi dan memperkenalkan diri sebagai sang akuntan. Atau seseorang yang bertugas menghitung, kebaikan dan keburukan?

Untuk ada Hollywood

Saya dan suami merasa terhibur. Setidaknya tidak membuat saya ketakutan ketika malam atau membangunkan suami Saya karena tiba-tiba Saya bermimpi seram. Sungguh, Saya salah satu penikmat film yang bersyukur karena import film dari Paman Sam masih berlanjut.

Padahal sempat beredar khabar hendak dihentikan. Selama film tanah tercinta ini masih didominasi film film seperti ulasan kompas tersebut. Semoga import film masih dilanjutkan. Meskipun Saya juga sangat menyukai dan menonton film Laskar Pelangi, Sang Pencerah, Ayat ayat Cinta dan Garuda di Dadaku.

Film film lokal lainnya (yang tidak berhantu!!) karena satu dan lainnya tidak sempat Saya tonton bukan karena Saya tidak suka, tapi karena kebetulan kesempatan yang tidak ada. Film hantu, nggak lah,..

Taman Indah 15 Maret 2011

Rabu, 09 Maret 2011

Peran ayah bagi bayi

Siapa bilang ayah tidak punya peran penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi? Sudah waktunya pikiran itu dibuang jauh-jauh. Ayah punya peran sama besarnya dengan ibu.

Berbagai penelitian menunjukkan, semakin awal ayah terlibat dalam kehidupan anak, si anak akan jadi pribadi yang sehat, cerdas, bahagia, dan lebih dekat dengan sang ayah, tentunya.

Sebenarnya manfaatnya tidak hanya untuk si bayi. Ketika ayah ikut terlibat dalam mengurus/mengasuh anak, ayah juga akan lebih sehat, lebih teratur, hubungan dengan keluarga dan kerabat yang semakin baik, serta ikatan pernikahan yang lebih kuat dibanding suami yang belum jadi ayah.

Jangan salah, ayah yang menjadikan anak sebagai prioritas utama biasanya punya karier yang lebih bagus dan lebih sukses dibanding ayah yang workaholic. Merawat bayi akan membuat ayah jadi kelihatan 'laki-laki' dan makin dicintai istri, tentunya.

Sebagai ayah baru, mungkin saja kesulitan untuk memulai mengganti popok, memandikan bayi, bermain, atau bahkan menidurkan. Itu hal biasa di minggu-minggu awal kelahiran sang bayi.

Ayah bisa mensiasati dengan melakukan hal-hal itu sejak sebelum istri pulang dari rumah sakit. Melakukan bersama dengan istri tentunya akan lebih menyenangkan dan ringan dalam belajar.

Di minggu-minggu berikutnya, rasa canggung pasti sudah berkurang. Ayah akan semakin terampil dan sudah terbentuk bonding (ikatan) antara ayah dan bayi.

Bonding antara ayah dan bayi, sama pentingnya dengan bonding ibu dan bayi. Bahkan stimulasi yang diberikan ayah akan membuat kemampuan kognitif dan motorik bayi berkembang. | viemale-lifestyle.com

Sabtu, 26 Februari 2011

Cinta pekerjaan, keluarga bahagia

Ketika bekerja di kantor menjadi beban, biasanya sesampainya di rumah pun beban itu akan terbawa.

Pulang ke rumah, apapun yang dilakukan pasangan terlihat salah. Bawaannya jadi marah-marah melulu. Keluarga jadi tidak bahagia.

Sebuah penelitian menyebutkan, pekerja yang merasa dihargai, tertantang, dan menyukai pekerjaannya, keluarganya juga lebih bahagia.

Bagaimana agar keluarga tidak terpengaruh dengan pekerjaan, berikut tipsnya:

1. Cari dukungan dan bantuan dari pasangan
Mencari solusi bersama pasangan bisa memperkuat ikatan perkawinan. Karena sudah saling kenal, biasanya pasangan akan memberikan pandangan dan umpan balik yang tepat yang bisa memperbaiki situasi pekerjaan.

2. Membuat kemajuan di kantor
Penelitian di Harvard Business Review menemukan kalau faktor utama yang meuat pekerja senang dan termotivasi adalah 'kemajuan'.

Pekerja yang termotivasi untuk berhasil, cenderung lebih bahagia, dan kebahagiaan itu akan ditransfer ke pasangan di akhir hari.

3. Mengurangi stress
Sebuah penelitian menyebutkan, ada hubunga antara stress karena pekerjaan dengan kesehatan yang memburuk. Dua stress yang yang paling banyak adalah karena tidak ada dukungan dan hubungan interpersonal yang buruk.

Kesehatan yang baik dan sikap optimis akan membuat pasangan lebih bahagia.

4. Berbagi kehidupan pekerjaan
Pernikahan yang bahagia adalah ketika tidak ada rahasia yang disimpan. Termasuk pekerjaan yang mungkin membosankan untuk diceritakan, cobalah untuk dibagi dengan pasangan.

Last but not least, carilah pekerjaan yang menyenangkan karena bisa membantu kehidupan keluarga menjadi lebih bahagia. | http://viemale-lifestyle.com/