Selasa, 01 Juli 2008

Berdamai Dengan Harga Tinggi

Dampak dari kenaikan harga BBM sangat terasa oleh keluarga, khususnya ibu selaku pengelola keuangan. Bapak, sebagai kepala keluarga yang pada umumnya merupakan tulang punggung keluarga, pasti juga bertambah pusing. Apalagi jika tidak bisa mendapatkan tambahan penghasilan. Maka ibulah yang mesti berinisiatif untuk melakukan upaya-upaya tertentu agar kebutuhan keluarga tetap terjaga.

Salah satu yang mesti diperhatikan adalah pemberian makanan pokok, lauk-pauk serta sayur dan buah, karena akan mendukung tumbuh kembang anak dengan optimal. Kontribusi ini akan dirasakan dengan hadirnya generasi-generasi muda yang kuat dan sehat di masa mendatang.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan agar berdamai dengan harga-harga yang membuat kita semua menjerit:

1. Gunakan lahan kosong untuk menanam sayuran atau buah, misalnya pohon pepaya yang kaya dengan manfaat. Pohon pepaya daunnya bisa digunakan sebagai sayur dan buahnya biasanya bisa dimakan oleh siapapun, termasuk anak yang alergi dengan makanan tertentu.

2. Jika tidak mempunyai lahan kosong, sayuran bisa ditanam di pot-pot kecil ataupun menggunakan bamboo yang diberi lubang dan diberi tanah secukupnya dan dibuat kebun vertical. Maka, uang belanja sayur (jika mungkin buah) bisa kita simpan untuk kebutuhan lain. Selain itu, banyaknya tanaman di sekitar rumah akan membuat polusi udara semakin berkurang.

3. Jangan buang sisa makanan, tapi buatlah kompos. Kompos dari sisa makanan merupakan kompos alam yang sangat bagus untuk sayuran yang ditanam. Dengan memastikan kompos yang digunakan berasal dari kompos organic, maka sayuran yang ditanam merupakan sayuran yang tidak terkontaminasi oleh zat-zat kimia yang membahayakan tubuh. Di beberapa supermarket yang menjual sayuran maupun buah dengan menggunakan pupuk organic, harganya lebih tinggi dari sayuran maupun buah yang menggunakan pupuk an organic.

4. Bukalah semua jendela dan ventilasi rumah ketika siang hari. Selain untuk meminimalkan penggunaan listrik, sirkulasi udara yang berganti akan memberikan udara baru yang lebih segar. Panas matahari yang masuk akan membunuh sebagaian kuman-kuman yang berada di dalam ruangan.

5. Tampunglah air hujan sebanyak mungkin, untuk mengurangi biaya penggunaan air PDAM juga untuk mengurangi krisis air bersih yang sudah banyak melanda di beberapa tempat di Indonesia. Jika tidak mungkin menampung air, gunakan air seperlunya. Tutup kran air begitu tempat air penuh.

6. Kurangi minuman yang manis. Jika sebelumnya untuk satu gelas teh gula menggunakan 3 sendok, maka cobalah selama seminggu menggunakan 2 sendok gula, dan minggu setelahnya menjadi satu sendok gula. Secara perlahan kita mengurangi ketergantungan terhadap gula, dan juga mengurangi kemungkinan penyakit diabetes.

7. Cobalah untuk tidak tergiur dengan model-model baju baru. Upayakan baju yang dikenakan merupakan padu padan antara baju yang satu dengan baju yang lain, atau tambahkan aksesoris berupa selendang, bros sehingga memberikan kesan beda.

8. Datanglah di setiap acara kenduri. Biasanya tuan rumah selalu memasak berlebih, jika banyak undangan tidak datang maka makanan banyak tersisa. Dengan adanya kenduri jatah makan malam bisa dikurangi.

Beberapa hal di atas mungkin tidak serta merta bisa diterapkan. Yang terpenting adalah kemauan untuk mencoba. Dengan kebiasaan tersebut, jika dalam satu hari kita bisa mengurangi biaya yang dikeluargakan sebanyak Rp. 5.000,- maka dalam satu tahun atau 365 hari, akan tersimpan Rp. 1.825.000,- Uang tersebut bisa untuk dana pensiun atau kebutuhan urgent lainnya.

Dalam hal penggunaan kompos, menampung air hujan, dan tidak selalu membeli baju model baru selain berdamai dengan harga, kegiatan tersebut juga membuat kita berdamai dengan bumi. Membuat lebih lama penggunaan TPA (Tempat Penampungan Akhir) sampah, melindungi air dan mengurangi sampah kain dari model baju yang selalu berganti.
Akhirnya, selamat mencoba!