Minggu malam lalu, Saya dan suami mempunyai kesempatan menonton film Drive With Angry. Setelah menonton film tersebut suami berkomentar sinis.
"Itulah bedanya film kita dengan film luar. Ketika orang yang sudah mati melakukan balas dendam bisa tampil bak coboy, keren dan masih bisa mengendarai mobil-mobil koleksi yang masih mengkilap. Coba kalau film kita, jika orang yang sudah mati melakukan balas dendam pasti pocong pocong yang bermunculan." Saya tersenyum mendengarnya.
Sebelumnya Saya minta maaf jika ulasan Saya ini salah, karena saya bukanlah pengulas firm sekaliber Mayong Suryo Laksono. Dan saya tidak bermaksud menjadi pengulas film. Tulisan ini mungkin hanya ungkapan keprihatinan dari wanita, ibu, yang kebetulan lahir dan mencintai bumi Indonesia ini. That’s all.
Kebetulan, paginya harian Kompas, Minggu, 13 Maret 2011 pada kolom tren/hiburan terdapat ulasan film yang berjudul: Hantu Plus Sensasi Tubuh. Lalu ada lima gambar banner yang berisi film yang diputar. Kebetulan hanya satu yang tidak berjudul hantu. Empat lainnya, Kalung Jelangkung, Pocong Ngesot, Arwah Goyang Karawang JUPE-DEPE, Peluk Hantu……(judul terpotong karena berbatasan dengan pinggiran Koran).
Film horror Indonesia tengah ramai diputar di bioskop. Sensasi tubuh masih menjadi suguhan utama, selain tentunya adegan yang dimaksud untuk membuat penonton “takut”, tulis Kompas dalam leadnya.
Curhat Penakut
Saya kebetulan seorang penakut, daripada Saya kemana-mana malam hari selalu merepotkan, karena membutuhkan pengantar, maka Saya menghindari menonton film dengan judul yang “menyeramkan”. Jika Minggu malam yang lalu film Nicolas Cage tersebut berjudul: Nicolas Cage Membalas Dendam Dari Dalam Kubur. Mungkin saya akan mengantisipasi dengan tidak nontonnya.
Untunglah film tersebut berjudul Drive with Angry. Meskipun beberapa adegannya aneh dan mengumbar darah (menutup mata he..he..), saya masih bisa menikmatinya. Mendapatkan hiburan. Apalagi setelah di tengah cerita saya tahu bahwa Nicolas Cage sang aktor utama, digambarkan sudah meninggal.
Namun karena kecintaan kepada anaknya yang terbunuh dia meninggalkan neraka dan membalas dendam. Sang Penjaga Neraka? Atau Sang Pencabut Nyawa? Digambarkan berstelan sangat rapi, berdasi dan memperkenalkan diri sebagai sang akuntan. Atau seseorang yang bertugas menghitung, kebaikan dan keburukan?
Untuk ada Hollywood
Saya dan suami merasa terhibur. Setidaknya tidak membuat saya ketakutan ketika malam atau membangunkan suami Saya karena tiba-tiba Saya bermimpi seram. Sungguh, Saya salah satu penikmat film yang bersyukur karena import film dari Paman Sam masih berlanjut.
Padahal sempat beredar khabar hendak dihentikan. Selama film tanah tercinta ini masih didominasi film film seperti ulasan kompas tersebut. Semoga import film masih dilanjutkan. Meskipun Saya juga sangat menyukai dan menonton film Laskar Pelangi, Sang Pencerah, Ayat ayat Cinta dan Garuda di Dadaku.
Film film lokal lainnya (yang tidak berhantu!!) karena satu dan lainnya tidak sempat Saya tonton bukan karena Saya tidak suka, tapi karena kebetulan kesempatan yang tidak ada. Film hantu, nggak lah,..
Taman Indah 15 Maret 2011